Integrasi Ternak Sapi dan Kebun Sawit Tingkatkan Produktivitas

MUKOMUKO, PEMERINTAHAN1093 Dilihat

Integrasi sawit-sapi ditargetkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit

BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Memadukan lahan perkebunan sawit dengan peternakan sapi mulai gencar dilakukan. Integrasi sawit-sapi ditargetkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit dan mengefisiensi biaya produksi untuk peternakan sapi.

Ketua Umum Gabungan Pelaku dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (Gapensiska) Joko Iriantono mengatakan, menggembalakan sapi di lahan tanaman sawit merupakan solusi yang menguntungkan untuk perkebunan dan peternakan.

BACA JUGA : Wakil Bupati Mukomuko Sebut, 4 Langkah Penanganan DBD

“Bagi perkebunan, integrasi sapi-sawit dapat menambah nilai ekonomi dari diversifikasi komoditas serta mengurangi biaya herbisida dan pupuk,” kata Ketua Umum Gapensiska, belum lama ini.

Senada dengan Ketua Umum Gapensiska, Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, Yeni Misra mengatakan, instansinya mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan perkebunan kelapa sawitnya untuk integrasi perkebunan kelapa sawit dengan ternak sapi.

“Kalau bisa, seluruh lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko memanfaatkan lahan perkebunan dengan cara diintegrasikan dengan ternak sapi,” kata Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP, Sabtu (01/06/2024).

BACA JUGA : Ini Penjelasan Disperindagkop dan UKM Mukomuko yang Belum Terapkan Pembelian Gas LPG 3 Kg Pakai KTP

Perputarannya, terang Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP, sapi dilepas di area kebun sawit. Kemudian, sapi makan rumput dan kotorannya menjadi pupuk

“Untuk di Kabupaten Mukomuko sebenarnya sudah ada, tapi belum maksimal. Sebenarnya ada kontraproduktif ya, dengan adanya Undang-undang yang melarang hewan ternak di liarkan. Tapi kalau di liarkan di kebun sendiri dan kebunya dikelilingi pagar,” jelasnya.

Untuk populasi integritas kebun – ternak sapi ini, kata dia, cukup dengan 1 hektare sawit bisa menampung tiga ekor sapi, kalau lebih dari tiga ekor, sapi bisa kurus karena kekurangan pakan.

BACA JUGA : 18.347 Orang di Mukomuko Nikmati APBD untuk Program Ini

“Berdasarkan penelitian, sapi yang dilepasliarkan, angka gangguan reproduksi hanya 10 persen. Kalau dikandangkan, resiko gangguan reproduksi sapi mencapai 40 persen. Tapi perlu dicatat, makna dari dilepas liarkan ini dengan banyak ketentuan, termasuk di kebun sendiri yang telah dikelilingi pagar. “pungkasnya. (**).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *