Almarhum Kadiman, jemaah haji asal Desa Bukit Mulya Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu yang dinyatakan meninggal dunia oleh medis
BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Jemaah haji asal Desa Bukit Mulya Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu bernama Kadiman (73) meninggal dunia.
Salah satu keluarga jemaah haji, Sigit (41) kepada beritasemarak.com membenarkan hal itu. Kata dia, pihaknya keluarga mendapat kabar pada, Jum’at (21/06 /2024) sekitar pukul 15.00 wib.
BACA JUGA : Sejumlah Wilayah Di Mukomuko Gelap Gulita, Warga : Apa Kabar SUTT.?
BACA JUGA : Tiga Kecamatan di Mukomuko Mengalami Pemadam Listrik 2 Jam Lebih, Warga : Iklaskan Saja Pohonnya
“Benar, almarhum bernama Kadiman bin Martomiredjo. Umur 73 tahun. Kami mendapat kabar jam 15.00 wib. Kalau informasinya, almarhum meninggal jam 09.00 waktu arab saudi atau sekitar jam 01.00 wib,” kata Sigit kepada beritasemarak.com, Minggu (22/06 /2024).
Ia mengungkapkan, almarhum memiliki riwayat jantung. Namun demikian, ujar dia, saat berangkat, almarhum dalam keadaan sehat.
“Almarhum berangkat (haji) sendiri karena istrinya sudah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu. Iya, waktu berangkat, almarhum sehat. Tapi ini takdir Allah subhanahu ta’ala. Kami mohon doanya agar almarhum Husnul Khatimah,” terang dia.
BACA JUGA : Tingkatkan Akurasi Data Iuran JKN-KIS, 76 Operator di Mukomuko Ikut Bimtek
BACA JUGA : Pemda Mukomuko Dapat Alokasi Dana Bagi Hasil Sawit Terbesar se Provinsi Bengkulu
Kepala Desa Bukit Mulya, Nuryanto, juga membenarkan hal ini. Kata dia, almarhum adalah warganya.
“Benar, almarhum pak Kadiman adalah jemaah haji asal Desa Bukit Mulya,” kata Kepala Desa.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mukomuko, Widodo menerangkan, jemaah haji yang meninggal dunia itu atas nama Kadiman (73), laki-laki, hotel zahrat al saad 3, kloter Padang 06, sektor 3 Makkah
BACA JUGA : Telan Anggaran Rp 9,2 miliar, Pemda Mukomuko Punya Gedung Pelayanan Perpustakaan
“Jemaah sempat mengalami masalah kesehatan ketika di arafah. Kemudian dirujuk ke kantor kesehatan haji Indonesia di Arafah dan observasi selama 8 jam, kemudian dipulangkan ke kloter. Almarhum sempat mendapat tindakan medis,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko, Minggu (22/06 /2024).
Kemenag Mukomuko mengungkapkan, Jum’at (21/06/2024) sekitar pukul 08.00 waktu setempat, petugas datang ke kamar dan mendapati pasein mengeluh tidak mau makan.
“Oleh petugas kesehatan, jemaah disuap makan dan digantikan baju. Kemudian diberikan obat rutin lanjutan,” terang Widodo.
BACA JUGA : Tentang Stunting, Dinas Kesehatan Mukomuko : Masyarakan Harus Tahu
Sebelumnya, terang Kemenag Mukomuko, setelah pulang dari mina pada tanggal 19, jemaah hanya aktivitas di kamarnya, hanya ke wc dan sholat di kamar.
“Tenaga kesehatan haji kloter atau TKHK selalu visitasi setiap hari, tiap waktu minum obat untuk memastikan kondisi baik dan obat diminum, termasuk menyuapi jemaah makan. Beliau (jemaah) tidak pernah mengeluhkan nyeri dada atau rasa tidak enak di dada, hanya mengeluh lemas tidak mau makan,” terang dia.
BACA JUGA : Dinkes Mukomuko Sosialisasi Penggunaan Serbuk Abate
“Mereka (TKHK) menyarankan pak Kadimam hanya aktivitas di kamar saja,” imbuhnya.
Kepala Kemenag Mukomuko menyampaikan, pada Jumat (21/06 /2024) sekitar pukul 09.57 waktu setempat, ada laporan dari salah satu teman sekamar jamaah ke perawat di pos satelit adanya jamaah di kamar nomor 1215 yang tidur dan tidak bisa dibangunkan serta tidak bergerak.
Menurut teman sekamar jemaah, lanjut Kemenag Mukomuko, Kadimam baru tidur sekitar setengah jam setelah dari wc.
“Menurut keterangan dari jemaah yang sekamar dengan almarhum, Kadimam di wc hanya sebentar dan kemungkinan buang air, kurang lebih sekitar 5 menit,” tuturnya.
BACA JUGA : Kominfo Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Judol
Tenaga kesehatan haji kloter, dokter dan perawat langsung menuju kamar. Saat masuk ke kamar, didapatkan jamaah tidak ada respon, seperti SpO2 tidak terdeteksi, nadi karotid tidak teraba, TD tidak terbaca. Kemudian dilakukan RJP oleh tim medis.
Dokter dan perawat lain datang kemudian bergantian melakukan tindakan medis. Tim medis juga meminta bantuan tems lewat telepon dan whatsapp grup sektor.
Dari jessi menghubungi tems lewat whatsapp grup jam 10.03 waktu setempat dan pukul 10.06, tems datang.
“Jam 10.21 waktu setempat, pak Kadiman dinyatakan meninggal dunia oleh medis.” pungkasnya. (**).