Almarhum Kadiman (kanan, kopiah putih) bersama teman jemaah haji asal Mukomuko saat selesai sholat subuh
BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Pensiun pegawai negeri sipil (PNS) asal Mukomuko Provinsi Bengkulu meninggal dunia saat menjalankan ibadah haji 1445 H atau 2024.
Kadiman bin bin Martomiredjo meninggal dunia di usia 73 tahun. Pria sepuh yang terakhir tinggal di Desa Bukit Mulya Kecamatan Air Rami Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu ini berasal dari Klaten Jawa Tengah.
Pria kelahiran tahun 1951 ini memilih dan mengawali kariernya di dunia Pemerintah sebagai guru.
BACA JUGA : Jemaah Haji Asal Kecamatan Air Rami Mukomuko, Meninggal Dunia
BACA JUGA : Dinas PUPR Mukomuko Pastikan Ganti Lantai 2 Jembatan di Desa Dusun Pulau
“Bapak anak sulung dar 7 bersaudara, semuanya guru,” kata anak sulung Kadiman, Sri Wahyuni yang saat ini bertugas di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Air Rami.
Kadiman pindah tugas ke Sumatera pada tahun 1983. Sebelumnya, Ia sempat mengajar di Pekalongan dan Klaten.
“Tahun 1983, bapak pindah ke Bengkulu, dan langsung ke Bengkulu Utara (saat ini Kabupaten Mukomuko) di Kecamatan Mukomuko Selatan (saat ini Kecamatan Ipuh),” terang Sri.
BACA JUGA : Sejumlah Wilayah Di Mukomuko Gelap Gulita, Warga : Apa Kabar SUTT.?
BACA JUGA : Tingkatkan Akurasi Data Iuran JKN-KIS, 76 Operator di Mukomuko Ikut Bimtek
Hingga tahun 2013, Kadimam mengakhiri masa bhaktinya sebagai Aparatur Sipil Negara atau ASN di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko.
Memasuki masa pensiun, Kadiman yang 3 tahun sebelum mengakhiri masa bhaktinya atau tahun 2010 harus kehilangan belahan jiwanya itu, mengisi kesehariannya dengan berkebun holtikultura di pekarangan rumah.
“Bapak terakhir tugas di SDN Bukit Mulya. Setelah pensiun, beliau berkebun holtikultura dan berkumpul dengan anak cucu,” tutur Sri.
BACA JUGA : Buat Efek Jera, Mendagri Siapkan Sanksi ASN Terlibat Judi Online
Sri yang tercatat sebagai salah satu ASN di Kabupaten Mukomuko menceritakan, tanggal 17 Mei 2024 yang lalu, Ia dan keluarga bersama sanak saudara mengatakan almarhum ke Kabupaten Mukomuko.
Kepada beritasemarak.com, Sri mengatakan, tidak ada firasat khusus akan kepergian orang tuanya.
BACA JUGA : Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Baja Senilai USD 195 ribu ke 3 Negara
“Setelah acara, keluar dari masjid bapak menuju kendaraan (bis). Itu saya papah. Alhamdulillah saya diperbolehkan mengantar bapak sampai ke dalam bis dan saya sempat menitipkan bapak ke Ketua rombongan,” kata Sri.
Sebelum turun, ujar Sri, Ia sempat memeluk orang tuanya dan menatap wajahnya.
“Nah, dari situ saya kok seperti merasakan jika itu pelukan terakhir. Ini senyuman terakhir,” ujar Sri sembari menyeka air matanya.
BACA JUGA : Kementerian Kominfo Kabulkan Permohonan Pemda Mukomuko untuk Pemasangan Internet Gratis
Setibanya di tanah suci, sambung Sri, Ia berkomunikasi dengan ketua rombongan dan salah satu teman sekamarnya.
“Untuk komunikasi, secara langsung dengan bapak, itu enggak, karena takut beliau sedang ibadah atau istirahat. Tapi tidak jarang, di beberapa kegiatan seperti makan, selesai sholat, menjelang istirahat, atau saat minum obat, itu ada kawannya yang menghubungi saya melalui vedeo call,” sampainya.
BACA JUGA : Terbitkan SE, Menteri Agama Singgung Pengeras Suara dan Muatan Khotbah Idul Fitri
Dua hari sebelum Kadiman meninggal, Sri sempat berkomunikasi dengan orang tuanya melalui telepon seluler teman alharhum.
“Bapak sempat menanyakan anak dan cucu serta adik kandungnya yang juga tinggal di desa Bukit Mulya,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Desa Bukit Mulya, Nuryanto mengungkapkan, almarhum merupakan pensiunan guru dan bagian dari presidium penekanan Kabupaten Mukomuko.
“Beliau adalah salah satu tokoh masyarakat dan panutan masyarakat. Selain itu almarhum adalah bagian dari presidium pemekaran,” kata Kepala Desa Bukit Mulya. (**).