Saprin Efendi – Ketua Front Pembela Rakyat Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Ketua Front Pembela Rakyat atau FPR Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, Saprin Efendi menilai, pasar murah yang digelar Disperindagkop dan UKM Mukomuko dan bekerjasama dengan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu hanya seremonial.
“Mengapa saya katakan seremonial, sebab kegiatan ini tidak memiliki kekuatan atau pengaruh yang nyata. Artinya, yang kita sayangkan tidak merata dan tempat yang pas,” kata Ketua Front Pembela Rakyat Kabupaten Mukomuko, Jum’at (14/06/2024).
BACA JUGA : Pemda Mukomuko dan BI Gelar Pasar Murah
BACA JUGA : Golkar Bakal Terima Dana Bantuan Partai Politik Terbesar dari APBD Mukomuko, Hanura 30 Juta Lebih
Ketua FPR menilai, pasar murah yang dilaksanakan Disperindagkop dan UKM dan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu terkesan gagal. Kata dia, salah satu manfaat dari pasar murah yang dilaksanakan oleh pihak Pemerintah adalah untuk menstabilkan harga bahan pokok dasar di tengah-tengah masyarakat.
“Yang kita sayangkan, ada di beberapa Kecamatan tidak tersentuh pasar murah ini misal, saya mendapat informasi hanya digelar di 5 tempat bahkan ada yang 1 Kecamatan 2 titik,” ujar dia.
BACA JUGA : Curhat Emak-emak di Mukomuko Jelang Idul Adha : Harga Cabai Mahal
BACA JUGA : PUPR Mukomuko Bangun Jalan Air Hitam – Teluk Bakung
Ketua Front Pembela Rakyat Kabupaten Mukomuko, kegiatan serupa dapat digelar di seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko terutama di daerah yang jauh dari jangkauan pasar.
“Kami mengapresiasi upaya pemerintah daerah dalam menekan laju inflasi. Namun, kedepan ada maksimalisasi dalam pelaksanaannya. Jadi jangan sampai tujuannya baik, yang terjadi justru menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat. Kan bisa terjadi konflik sosial. ” pungkasnya.
Awal pekan ini, Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mukomuko bekerjasama dengan Perwakilan Bank Indonesia membuka pasar murah di 5 tempat. Ini dilakukan untuk menstabilkan harga sembako di wilayah tersebut.
BACA JUGA : SIM Pengendara Bisa di Cabut Gegara Ini
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau Disperindagkop dan UKM Mukomuko, Nurdiana, tidak membantah adanya kenaikan beberapa bahan pokok, termasuk cabai.
Kata dia, Nurdiana, naiknya sejumlah harga bahan pokok menjadi salah satu faktor pemicu inflasi
“Harga cabai merah Rp 70 ribu per kilogram dan bawang merah sebesar Rp60 ribu per kg. Di pasar murah, cabai merah disubsidi Rp 5000 per kg,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Mukomuko. (**).