7 Kecamatan di Mukomuko Masuk Zona Merah, Ini Kata Komisi I DPRD Mukomuko

Siswanto – Anggota Komisi I DPRD Mukomuko

BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Anggota DPRD Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, Siswanto minta Pemerintah Daerah untuk selalu menyiapkan langkah mitigasi dan mewaspadai ancaman Sesar Sumatera.

Siswanto menyampaikan, BPBD Mukomuko harus lebih intensif untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sebab, di Kabupatèn Mukomuko ada puluhan titik yang masuk zona merah tsunami.

“Beberapa waktu yang lalu saya sempat koordinasi dengan BPBD Mukomuko, berdasarkan keterangan mereka, ada 24 desa di 7 kecamatan yang masuk zona merah tsunami,” kata Siswanto, Kamis (04/04/2024)

Oleh karena itu, Ia meminta BPBD Mukomuko lebih giat memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam upaya meminimalisir korban.

“Ya kita sama-sama berdoa, kita dijauhkan dari bencana, namun kita harus tetap siaga. Kita bisa saja sudah tahu ancaman gempa megathrust yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami, tapi ada juga ancaman gempa yang bersumber di darat akibat Sesar Sumatera atau patahan Sumatera, ” terang Siswanto.

Sesar Sumatera, terang Siswanto, bisa terjadi kapan saja. Menurutnya, patahan Sumatera ini berpotensi menimbulkan dampak kerusakan parah.

“Kalau patahan Sumatera atau gempa darat ini terjadi, bisa kita perkirakan menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan, walaupun tidak besar,” jelasnya.

Siswanto mengatakan, belum lama ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG telah mengingatkan masyarakat untuk senantiasa mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dan mewaspadai potensi bahaya dari Sesar Sumatera.

Kepala BPBD Mukomuko, Ruri Irwandi, ST mengatakan pihaknya telah menggelar pelatihan mitigasi bencana. Kata dia, ada beberapa wilayah yang memiliki risiko tinggi.

“Berdasarkan rilis kajian risiko bencana dari BNPB, ada beberapa jenis bencana, yakni, gelombang exrim dan abrasi, banjur, gempa bumi, tsunami kebakaran hutan, longsor dan jenis lainnya,” kata Kepala BPBD Mukomuko, Kamis (04/04/2024).

Kepala BPBD Mukomuko juga menyampaikan, selain kajian risiko bencana, ada dus jenis kategori bencana, yaitu, bencana alam dan non alam.

Dalam penangananya, terang Kepala BPBD Mukomuko, bukan dibebankan kepada satu pihak, melainkan menjadi tanggungjawab bersama termasuk masyarakat.

BACA JUGA : Dinas Pertanian Mukomuko Ungkap Syarat Masuk Program Replanting, Ini Syaratnya

“Jadi manajemenya, penanganan bencana ini bukan saja menjadi tanggungjawab Basarnas, TNI Polri, Pemerintah pusat maupun daerah,tapi bersama, termasuk unsur yang adalah di tengah masyarakat dan warga,” terangnya.

Kepala BPBD Mukomuko menjelaskan, salah satu sasaran dari sosialisasi adalah pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penaggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

“Jadi sosialisasi ini kan dalam upaya membangun solidaritas dan bertujuan untuk penguatan kelembagaan bencana. Dampak positif lainnya adalah adanya koordinasi antar lembaga secara vertikal, maupun horizontal, dengan melibatkan lembaga non pemerintah,” jelasnya.

BACA JUGA : Gunakan DAK Sebesar Rp 2.6 Miliar, Dinas PUPR Mukomuko Rehab Infrastruktur Irigasi

“Untuk sosialisasi penanganan bencana, kita juga sudah melatih perangkat desa dan guru. Matarinya meliputi teori dan praktek penyelamatan korban bencana alam termasuk sejumlah tempat dan lokasi yang harus dihindari ketika terjadi bencana alam baik gempa bumi, tsunami, dan banjir,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, BPBD Mukomuko telah melakukan sosialisasi pembentukan desa bencana. Kata dia, desa bencana dibentuk untuk masyarakat dan bangsa yang tangguh dalam menghadapi potensi bencana alam.

Terkait sesar Sumatera, Kepala BPBD Mukomuko menjelaskan, Sesar Sumatera memanjang dari Provinsi Lampung hingga ke Aceh.

BACA JUGA : Dinas Pertanian Mukomuko Benarkan, 9 Pabrik Sawit di Mukomuko Tidak Miliki Kebun Sendiri

“Kalau bentanganya dari Lampung sampai Padang, berarti Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Mukomuko merupakan daerah yang terdekat dengan Sumatera Barat. Pada prinsipnya, kita tetap melakukan upaya dalam penanganan bencana, termasuk sosialisasi dan pelatihanya, “ujarnya.

Selain itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengungkapkan, Sesar Sumatera merupakan ancaman nyata dengan potensi terjadinya gempa darat.

Hal ini disampaikan Rahmat saat merayakan Hari Meteorologi Dunia ke-74, Minggu (24/3/2024) di Sumatera Barat.

BACA JUGA : Jelang Lebaran, Komisi II DPRD Mukomuko Minta Disperindagkop dan UKM Pantau Ketersediaan Gas LPG

Dia membebarkan, adanya ancaman gempa darat tidak bisa dianggep remeh. Menurutnya, Sesar Sumatera
ini bentanganya sangat luas, meliputi Provinsi Lampung hingga Aceh.

“Patah (Sesar Sumatera) ini melintasi beberapa kabupaten di Sumatera Barat.” pungkasnya. (ADV /SEKWAN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *