Kepala BWSS VII Bengkulu Cek Progres Proyek Senilai Rp 14,7 Miliar

Kepala BWSS VII Bengkulu A. Adi Umar Dani, ST., MT saat mengecek progres pembangun kantong lumpur di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu

BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Kepala Balai wilayah sungai sumatera (BWSS) VII Bengkulu, A. Adi Umar Dani, ST., MT melakukan kunjungan kerja ke lokasi pembangunan irigasi kiri pada bendung Air Manjuto di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, Senin (29/05/2023).

Kedatangan orang nomor satu di BWSS VII Bengkulu tersebut didampingi oleh Kepala SNVT PJSA Sumatera VII Provinsi Bengkulu, PPK Irigasi dan Rawa I, PPK Air Tanah dan Air Baku, PPK OP SDA II, dan PPK Sungai dan Pantai II bersama jajaranya itu untuk memastikan dan melihat langsung progres proyek senilai Rp 14,7 miliar.

“Iya, kita lihat langsung progres pembangunan irigasi kiri pada bendung Air Manjuto,” kata Kepala BWSS VII A. Adi Umar Dani, Senin (29/05/2023).

Kepala BWSS VII mengungkapkan, proyek kantong lumpur bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2023 sebesar Rp 14,7 miliar. Kata dia, pembangunan bertujuan untuk melengkapi infrastruktur bendungan yang belum ada.

“Kantong lumpur ini merupakan bangunan utama untuk pengendalian atau penyaringan sedimen dasar maupun sedimen layang sumber air baku dari intek sebelum dialirkan ke Daerah Irigasi (DI) sayap kiri,” jelasnya.

Di lain sisi, terang Kepala BWSS VII, infrastruktur pelengkap berupa kantong lumpur dapat mengurangi beban negara, yakni dalam melaksanakan kegiatan normalisasi sedimen lumpur pada jaringan irigasi.

“Selama ini kan kita sering melakukan normalisasi, tapi masih juga ada kendala. Kendalanya adalah adanya tumpukan sedimen lumpur. Tumpukan (sedimen) ini bisa dipastikan akan menjadi kendala untuk para petani. Iya, air nggak lancar,” tuturnya.

Kepala BWSS VII menyampaikan, mekanisme kerja kantong lumpur ini adalah ini lumpur yang tertahan akan dikembali ke sungai.

“Jadi lumpurnya tertahan dan kembali ke sungai, yang masuk ke jaringan tinggal airnya saja. Untuk kapasitas (penampung) penyaringan sedimen air yang mengalir dari intek ini adalah 60 kubik per detik,” terang Kepala BWSS VII.

Kepala BWSS VII menuturkan, selama pelaksanaan, pihaknya akan melakukan proses penutupan air irigasi untuk sementara waktu, hingga pelaksanaan proyek selesai. Disampaikanya,pengeringan dilakukan untuk pembangunan sentrap.

“Sudah. Sudah koordinasi dan komunikasi dengan komisi irigasi. Iya, kita buat jadwal dan hal-hal lainnya. Kalau waktunya, sekitar Agustus sampai selesai. Sekitar 3 bulan lebih lah,” sampainya.

Saat disinggung kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan, Kepala BWSS VII mengungkapkan, sumber material yang sulit didapat, terutama yang berasal dari sumber tambang.

Kendati demikian, Ketua BWSS VII memastikan, berdasarkan keterangan dari penyedia yakni PT Citra Manunggal jika pekerjaan tersebut akan selesai sesuai dengan perencanaan.

“Penyedia (PT Citra Manunggal) berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Walaupun kami terkendala dengan materi yang berasal dari sumber tambang seperti pasir dan batu split. Kami beli (pasir) dengan harga lebih tinggi. Ya mau gimana lagi, di Mukomuko sulit menemukan kuari tambang pasir yang berizin, “bebernya.

“Kalau progresnya, sudah melebihi target. Targetnya 14 persen, posisi sekarang masih on schedule di persen kan sekitar 25 persen,” imbuhnya.

Sekda Mukomuko, Dr. Abdiyanto, SH., M.Si berharap, kedatangan BWSS VII Bengkulu ini dapat membantu menjawab persoalan yang dialami petani sawah selama ini. Kata dia, fenomena beralih fungsi yang dilakukan oleh para petani lantaran sering mengalami kendala air.

“Selama ini kendala yang dialami oleh pemilik lahan sawah (petani) adalah sumber air. Saya berpendapat, ini yang menjadi alasan (petani) beralih ke tanaman lain, bahkan ada lahan yang menjadi lahan tidur dan ini berlangsung lama sehingga tidak produktif,” kata Sekda Mukomuko.

Ia juga menyampaikan, pembangunan yang dilakukan oleh BWSS VII Bengkulu, telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kabupaten Mukomuko.

“Tentu, BWSS VII Bengkulu banyak membantu masyarakat, seperti adanya Daerah Irigasi (DI) sayap kiri dan DI sayap kanan. Infrastruktur ini , menjadi sumber utama pengairan sawah masyarakat.” pungkasnya. (** YN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *