JTM yang tertimpa pohon di Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Hujan disertai angin kencang melanda Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu sejak sore tadi. Akibatnya, beberapa pohon tumbang dan menimpa jaringan tegangan menengah atau JTM milik PT PLN.
Kabel JTM yang tertimpa pohon menyebabkan aliran di sejumlah wilayah di Kabupaten Mukomuko putus hingga beberapa wilayah gelap gulita selama 6 jam lebih atau semalam ‘suntuk’.
Curhat netizen di media sosial facebook menyampaikan, pemadam terjadi lebih dari 6 jam atau semalaman di Kecamatan Ipuh, Malin Deman dan Air Rami lantaran JTM tertimpa pohon karet di kecamatan Sungai Rumbai.
BACA JUGA : Warga Mukomuko Nyaris Ditipu Orang yang Mengaku Petugas PLN
BACA JUGA : Tiga Kecamatan di Mukomuko Mengalami Pemadam Listrik 2 Jam Lebih, Warga : Iklaskan Saja Pohonnya
Hal serupa juga terjadi sebagian Kecamatan Teramang Jaya, Penarik, dan Pondok Suguh. Pemadam terjadi lantaran JTM ambrol diduga tertimpa pohon di salah satu wilayah itu.
Cipto, seorang warga yang tinggal di Kecamatan Air Rami mengatakan, Kabupaten Mukomuko sering terjadi angin kencang atau badai. Kata dia, kondisi ini hendaknya disikapi oleh masyarakat setempat dan pihak PLN.
“Kita mungkin bisa memprediksi akan terjadinya badai atau hujan, salah satunya melalui BMKG, tapi kita tidak bisa mengira – ngira akibat dari peristiwa alam ini,” kata Cipto, Sabtu (22/06 /2024) di Kecamatan Air Rami.
BACA JUGA : Jelang Natal dan Tahun Baru, Bupati Mukomuko Dapat Pesan Dari GM PLN
BACA JUGA : Sebut Listrik Mati 10 Jam Setiap Hari, Pelanggan di Mukomuko Tulis Surat Terbuka di Medsos
Cipto menyampaikan, upaya antisipasi untuk meminimalisir akibat dari peristiwa alam ini bisa dilakukan, seperti menebang pohon di sekitar rumah.
“Kalau ada pohon yang menjulang tinggi disekitar rumah, alangkah baiknya kita tebang. Kita kan takut jika pohon menimpa rumah, walaupun pohon yang ada di sekitar rumah sudah tumbuh puluhan tahun. Setidaknya kita terlepas dari rasa was-was jika terjadi badai,” ujar dia.
BACA JUGA : Harga Pertalite di Mukomuko Tembus Rp 16.000
“Artinya, kita enggak bicara masalah pohon yang sudah tumbuh puluhan tahun, tapi lebih kepada ketenangan dan terlepas dari rasa kuatir. Nah dalam hal antara kabel dan jaringan listrik, bukan tentang lebih dulu pohon ketimbang kabel milik PLN, tapi lebih kepada kenyamanan bersama. Kalau mati lampu hingga berjam – jam, kan banyak masyarakat yang dirugikan,” sambung Cipto.
Cipto meminta manajemen PLN di Kabupaten Mukomuko lebih meningkatkan sosialisasi tentang sterilisasi jaringan listrik. Ia yakin, masyarakat di wilayah itu memiliki kesadaran yang tinggi.
BACA JUGA : Forum Kades Kecamatan Air Rami Apresiasi Kunjungan Bupati Mukomuko
Ia mengaku, dirinya pernah menanyakan ini ke PLN. Kata dia, manajemen PLN mengatakan, tidak ada ganti rugi untuk pohon milik warga yang dekat dengan jaringan jika dilakukan penebangan.
Kendati demikian, ujar Cipto, PLN bersedia menabang pohon jika ada izin atau persetujuan dari pemiliknya
“Seyogyanya PLN meningkat sosialisasi baik secara langsung melalui media sosial, cetak maupun elektronik maupun melalui pemerintah desa atau Kecamatan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan pentingnya sterilisasi jaringan dari pepohonan, mengingat di wilayah ini sering terjadi badai. Kan tidak jarang pemadam (listrik) terjadi karena jaringan tertimpa pohon. Artinya, setelah sosialisasi dan ada kesediaan warga untuk menebang pohon, ya segera tindakanlanjuti,” sambung Cipto.
BACA JUGA : Tingkatkan Akurasi Data Iuran JKN-KIS, 76 Operator di Mukomuko Ikut Bimtek
Cipto mengungkapkan, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Tapan-Mukomuko merupakan pasokan listrik dan tidak ada kaitannya dengan JTM.
“SUTT itu kan pasokan listrik tegangan tinggi. Ini konteksnya jaringan tegangan menengah, jadi walaupun pasokan listrik dari SUTT ke JTM ada, tapi kalau jaringannya terkendala seperti tertimpa pohon, kan otomatis pasokan listrik (dari SUTT) terhenti dan pemadaman pasti terjadi,” terang dia.
BACA JUGA : Pemda Mukomuko Dapat Alokasi Dana Bagi Hasil Sawit Terbesar se Provinsi Bengkulu
Saat ini, terang Cipto, banyak masyarakat yang cenderung menyalahkan petugas PLN, bahkan ada yang mencaci. Menurutnya, sikap itu dinilai kurang bijak sebab, petugas sifatnya hanya menerima laporan dan bertindak sesuai Standart operating procedur atau standar operasional prosedur yang lebih dikenal dengan sebutan SOP.
“Mereka (petugas) itu bekerja sesuai SOP. Lebih dari itu, mereka juga manusia kok. Saya yakin mereka enggak mau terjadinya pemadam. Apalagi saat hujan badai dan waktunya malam, bukan lebih enak mereka istirahat di rumah atau stand bybdi di kantor jika sedang piket,” sampainya.
BACA JUGA : BPD dan DPRD Mukomuko Bersuara Soal Kebijakan KPU
Cipto menyarankan, lebih bijak jika masyarakat saling mengingatkan tentang adanya pohon atau tanaman yang berada di sekitar jaringan listrik.
“Lebih kepada saling mengingat di lingkungan masing-masing tentang bahayanya pohon yang ada di sekitar jaringan listrik di lingkungan masing-masing.” pungkasnya. (**).