Dinas P2KBP3A Mukomuko Gelar Mini Lokakarya TPPS di Balai PKB Air Rami

Acara mini lokakarya di Balai Penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Air Rami

BERITA SEMARAK, MUKOMUKO – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu menggelar mini lokakarya tim percepatan penurunan stunting atau TPPS, Senin (27/05/2024) di Balai Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kecamatan Air Rami.

Dalam penyampaiannya, Kepala Dinas P2KBP3A Mukomuko, Ramadhan Panji Surya mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk percepatan penurunan stunting melalui peran aktif koordinasi dan kerjasama dari lintas sektor. Kata dia, acara tersebut dilengkapi oleh narasumber.

BACA JUGA : Proyek Irigasi Tahun 2021 Retak, Ini Kata Kepala UPTD BWSS VII Mukomuko

Menurut Kepala Dinas P2KBP3A Mukomuko, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDA) berkualitas, merupakan salah satu pilar bagi pencapaian visi indonesia 2045 yakni manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan tinggi, menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.

“Untuk mencapai visi Indonesia 2045, melalui program ini kita tidak hanya saja memberi gambaran mengenai wujud Indonesia pada tahun 2045, akan tetapi juga peta jalan yang mampu dan perlu dicapai pada tahun 2045,. Tentu ini erat kaitannya antara pembangunan SDM dengan penanganan stunting,” kata Kepala Dinas P2KBP3A Mukomuko, Senin (27/05/2024).

BACA JUGA : Gagal Nyalib, Pengendara Motor di Mukomuko Tewas

Dalam kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia itu, terang Kadis, permasalahan stunting, adalah salah satu bagian dari Double Burden of Malnutrition (DBM).

“Hal ini merujuk pada keadaan, dimana terjadi malnutrisi baik gizi lebih maupun gizi kurang yang mempunyai dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” terang Kadis.

BACA JUGA : Kapolres Mukomuko Sebut Informasi Merupakan Kebutuhan Pokok Masyarakat

Panji mengungkapkan, penanganan stunting dalam jangka pendek, akan di fokuskan dalam perkembangan sel otak. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk memaksimalisasi agar tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.

“Kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi dan dapat menimbulkan permasalahan sosial budaya. Iya, itu dalam jangka panjangnya,” ujar Kadis.

Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko, kata Kadis, tetep konsisten dan turut mendukung setiap upaya penanggulangan stunting.

BACA JUGA : Dinas P2KBP3A Mukomuko Realisasikan Inpres Tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung KB

Ia menjelaskan, langkah Pemerintah Daerah ini selaras dengan prioritas nasional Pemerintah Pusat.

Dalam pelaksanaannya, sambung Kadis, instansinya akan menggandeng lembaga masyarakat dan praktisi agar membuahkan hasil yang signifikan.

“Elemen yang ada di masyarakat pastinya. Selain itu, kita akan terus berupaya menggali potensi yang ada di daerah seperti kearifan lokal dan potensi lokal yang ada di Kabupaten Mukomuko, sehingga bisa mempererat struktur sosial budaya yang selama ini berjalan di Kabupaten Mukomuko dan memperkuat sektor ekonomi masyarakat serta ketahanan dan kedaulatan pangan.” ulasnya.

BACA JUGA : Status 148 Desa di Mukomuko Berdasarkan IDM

Masih kata Kepala Dinas P2KBP3A Mukomuko, tahun ini, Kabupaten Mukomuko memperoleh Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 4 miliar.

“Anggaran itu (DAK) non fisik yang digunakan untuk biaya operasional keluarga berencana (BOKB) dan isinya untuk program bangga kencana dan penurunan stunting. Jadi bukan semata untuk penurunan stunting. Kalau jumlahnya, tahun ini lebih besar, tahun kemarin kita dapat anggaran (DAK) sebesar Rp 3.7 miliar,” jelasnya.

Saat disinggung target penurunan jumlah stunting, Kepala Dinas P2KBP3A Mukomuko membeberkan, pemerintah pusat telah menatapkan target penurunan angka stunting yakni 14 persen.

BACA JUGA : DPMD Mukomuko Ungkap Mekanisme Penyaluran DD dan ADD tahun Anggaran 2024

Kendati demikian, tahun ini Dinas P2KBP3A Mukomuko akan mengupayakan angka stunting turun menjadi 12 persen.

Ketua tim percepatan penurunan stunting Kecamatan Air Rami, Samadi, S. Pd mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk penurunan jumlah stunting khususnya di Kecamatan Air Rami. Kata dia, program tersebut merupakan realisasi dari Intruksi Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting secara nasional di seluruh Indonesia.

“Mini lokakarya ini kan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenal apa itu stunting, bagaimana menyikapi dan seperti apa peran TPPS dalam penanganan serta pencegahan stunting,” kata Ketua tim percepatan penurunan stunting Kecamatan Air Rami yang juga menjabat sebagai Camat Air Rami dalam acara yang dihadiri oleh para Kades, jajaran Pemerintahan Kecamatan Air Rami Air, KUA, Kapolsek, Kepala UPTD Puskesmas Air Rami, ahli gizi dari Puskesmas Air Rami, tim pendamping keluarga (bidan), penyuluh KB dan undangan lainnya itu

BACA JUGA : Bahas Strategi UHC, Pemda Mukomuko Gelar Forkom Bersama BPJS Kesehatan

Samadi menyampaikan, stunting tidak hanya sekedar berbicara cara menurunkannya, namun lebih mengedepankan cara memahami apa itu stunting, sehingga penangannya lebih terukur.

“Stunting merupakan tugas dan harus dipahami secara bersama. Seperti dalam mencegah dan menurunkan kasus stunting, diantaranya memotivasi masyarakat untuk mau membawa anak keposyandu, memberikan makan gizi tambahan untuk anak. Itu kan pelaksanaannya nggak bisa bertumpu pada 1 instansi, ada plkb, ada medis dari Puskesmas, peran pemerintah desa dan lainnya, “ujarnya.

BACA JUGA : PUPR Mukomuko Belum Bayar Pembangunan Tanggul di Desa Retak Ilir

Data terhimpun, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kasus stunting dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko pada tahun 2023 tercatat 22,2 persen dari total sampel yang diambil yakni sekitar 3000.

Data stunting yang berasal dari 17 puskesmas yakni dari gizi elektronik – pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGRM) angka stunting atau kekerdilan  sebesar 5,1 persen dari sebanyak 10.401 anak yang melakukan kunjungan ke posyandu.

Masih berdasarkan data tahun 2023, sebanyak 532 anak stunting yang terdiri atas anak sangat pendek 117 anak dan 415 anak pendek Kemudian normal 9.849 anak dan anak tinggi 20 anak. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *